Senin, 20 Februari 2012

Jejak Mataram Kuno di Sindoro


Oleh Aryo Wisanggeni dan Indira Permanasari

KOMPAS.com - Di kaki Gunung Sindoro, terik matahari terasa menyengat. Peluh membasahi tubuh Yanto (32), petambang dan petani di Dusun Liyangan, Desa Purbosari, Temanggung, Jawa Tengah. Namun, ia tak surut mendongkel batu besar yang tertanam lekat di dinding terjal dengan linggisnya.
"Kami ingin melandaikan dinding terjal ini. Setelah itu, kami uruk dengan tanah permukaan lagi agar subur dan bisa ditanami," ujar Yanto sambil terus menancapkan linggis.
Selama bertahun-tahun, Yanto dan warga Liyangan lain menambang batu di lereng gunung yang terpencil itu. Mereka tak mengira, di balik pasir dan batu itu tersimpan jejak peradaban dari masa lalu.
Hingga tahun 2008, penggali pasir itu menemukan batu yoni, arca Ganesha, lumpang, batu pipisan, dan batu bulat panjang yang biasa digunakan untuk menghaluskan jamu. Pecahan mangkuk keramik juga ditemukan.
Sebagian benda peninggalan peradaban kuno itu disimpan di rumah Kepala Dusun Liyangan Riyatno Wardoyo (43), termasuk pecahan mangkuk keramik itu. Di kamar belakang Riyatno tergeletak alat cetak logam yang terbuat dari tanah liat, juga guci kecil yang hiasannya masih sangat kasar.
Riyatno beberapa kali mencoba menggabungkan pecahan keramik itu, tetapi selalu gagal. Hingga siang itu, 23 Desember 2011, Niken Wirasanti, arkeolog dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, berseru gembira saat berhasil menggabungkan pecahan keramik itu menjadi satu mangkuk yang utuh. "Keramik dari China ini bisa menjadi petunjuk sudah ada hubungan dengan dunia luar sejak sekitar abad ke-8 Masehi," ujar Niken.
Sementara dari temuan guci kuno yang somplak pada bagian mulutnya itu, Niken meyakini masyarakat saat itu telah membuat gerabah sendiri. Guci itu dibuat oleh masyarakat Liyangan. Teknik pembuatannya masih kasar.
Di rumah Riyatno juga terdapat beberapa patung setengah jadi. Pembuatan patung tidak diteruskan karena ada kesalahan saat memahat sehingga bagian yang seharusnya menjadi tangan atau kepala patah. Satu patung tanpa kepala diduga akan dibuat menjadi Ganesha dengan melihat postur patung yang berperut buncit, posisi duduk, dan bagian belalai yang patah. Ada juga patung yang kepalanya patah separuh yang diduga akan dibuat menjadi patung Durga.
Niken menilai, pola hias yang sangat sederhana dan teknik pembuatan patung yang kasar menunjukkan peradaban Liyangan masih sangat awal. Pola hias yang sederhana pada batu-batu candi di Liyangan lebih mirip dengan candi di Dieng yang dibangun sekitar abad ke-7, lebih tua dibandingkan dengan candi-candi di lereng selatan Gunung Merapi yang pahatan hiasannya rumit dan halus.
Agraris
Jejak kehidupan agraris di Liyangan terekam dalam bulir padi yang terbakar awan panas dan ditemukan Balai Arkeologi Yogyakarta saat melakukan ekskavasi. Bulir-bulir padi yang menjadi arang itu terkubur material letusan Gunung Sindoro setebal 6-8 meter.
Awan panas menghapus Liyangan kuno dari rekaman waktu selama 1.037 tahun hingga ditemukan kembali pada 2008. Para petambang pasir membongkar "kuburan" itu dan kampung pada zaman Mataram Kuno pun tersingkap.
Arkeolog dari Balai Arkeologi Yogyakarta, Sugeng Riyanto, mengatakan, sejak masyarakat melaporkan temuan itu, Balai Arkeologi Yogyakarta mulai meneliti kawasan itu pada tahun 2000 dan dilanjutkan pada 2009 dan 2010.
"Tahun 2000, kami menemukan batu yang konstruksinya mirip talut dan beberapa komponen batu candi ataupun arca di ketinggian 1.100-1.200 meter di atas permukaan laut," ujar Sugeng.
Penggalian itu mengungkap sebuah permukiman Mataram Kuno. Selain candi, juga ditemukan bekas dinding bangunan dari bambu dan tiang rumah yang telah menjadi arang. Dengan meneliti umur bambu yang telah berubah menjadi arang, Balai Arkeologi Yogyakarta berkesimpulan, pemusnahan peradaban akibat letusan Gunung Sindoro yang sangat dahsyat itu terjadi sekitar tahun 971 Masehi.
Ingatan terputus
Liyangan bukan satu-satunya jejak peradaban Mataram yang terkubur letusan gunung api dan kemudian ditemukan secara tak sengaja. Dampak letusan gunung api terekam sepanjang penelusuran di lereng selatan Gunung Merapi. Puluhan candi yang dibangun di lereng Merapi sekitar abad ke-9 terkubur oleh awan panas dan banjir lahar.
Hidup dikepung gunung api membuat kehidupan dan peradaban di Bumi Mataram pada masa lalu dipengaruhi letusan-letusan gunung api. Pusat Kerajaan Mataram Kuno diperkirakan berpindah-pindah mulai dari Dieng, lalu ke Magelang, hingga ke sekitar Prambanan, sebelum kemudian tiba-tiba menghilang dan berpindah ke Jawa Timur. Banyak yang menduga perpindahan ini karena dampak letusan gunung api, selain gempa bumi dan pergolakan politik.
Jejak kehidupan dari masa lalu yang terkubur material gunung api ini biasanya terlupakan sampai ditemukan secara kebetulan oleh masyarakat yang sedang menggarap lahan, membangun rumah, atau menambang pasir. Masyarakat yang menghuni kawasan Liyangan, misalnya, tak pernah mengira di bawah timbunan pasir di pinggir desa mereka pernah ada perkampungan padat pada masa lalu yang kemudian musnah karena letusan Gunung Sindoro.
Geolog dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Yogyakarta, Helmy Murwanto, mengatakan, penemuan situs Liyangan semestinya juga menjadi pengingat tentang jejak bencana akibat letusan Gunung Sindoro pada masa lalu. Terakhir, Gunung Sindoro meletus pada 1910 sehingga masyarakat kemungkinan tak memiliki memori tentang letusan dahsyat gunung ini. Padahal, gunung api aktif yang sudah lama terdiam ini pernah memiliki jejak mematikan. Peradaban yang kini dibangun banyak yang berdiri di atas tapak bencana pada masa lalu.

Rabu, 11 November 2009

GROUP REYOG "SINGO TARUNO BUDOYO" SMP NEGERI 1 PONOROGO


Salah satu Pendidikan berbasis Keunggulan lokal dan global yang dikembangkan oleh SMP Negeri 1 Ponorogo sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf internasional ( RSBI ) adalah kesenian Reyog. Hal ini dipilih sekolah karena akhir-akhir ini masyarakat dihebohkan oleh klaim Negara Malaysia tentang kesenian reyog.

Untuk menjawab tantangan tersebut Bapak Kepala Sekolah Drs. Parwoto, M.Si. mempunyai komitmen yang tinggi terhadap pelestarian, pembinaan dan pengembangan kesenian reyog menjadi salah satu dari kegiatan ekstrakurikuler sebagai realisasi program pengembangan budaya lokal RSBI.

Upaya yang dilakukan sekolah ternyata tidak sia-sia, pada perhelatan Festival Reyog Mini ke VII tahun 2009 group reyog “ SINGO TARUNO BUDOYO “ SMP Negeri 1 Ponorogo berhasil meraih prestasi sebagai penampil terbaik sekaligus sebagai Juara Umum.

Keberhasilan ini ternyata mendapat apresiasi masyarakat yang positif, group reyog“ SINGO TARUNO BUDOYO “ SMP Negeri 1 Ponorogo mulai kebanjiran job untuk manggung diberbagai tempat, sebagai bukti antara lain :

1. Pada tanggal 3 Oktober 2009 tampil di Aula Watu Dakon STAIN Ponorogo

2. Pada tanggal 17 Oktober 2009 tampil pada acara silaturahmi Sekretaris Desa seluruh Indonesia di Pendopo Kabupaten Ponorogo

3. Pada tanggal 11 November 2009 akan tampil di Karanganyar dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Karanganyar.

4. Pada tanggal 13 November 2009 akan tampil di SMA Taruna Nusantara Magelang

5. Pada tanggal 15 November 2005 berdasarkan surat dari Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Pemerintah Kabupaten Ponorogo, nomor :556/547/405.13/2009 tanggal 1 September 2009, Group Reyog “ SINGO TARUNO BUDOYO “ SMP Negeri 1 Ponorogo mendapat kepercayaan tampil di Panggung terbuka Anjungan Jawa Timur Taman Mini Indonesia Indah Jakarta.

Dengan komitmen yang tinggi dari semua warga sekolah dan masyarakat diharapkan kesenian reyog dapat menjadi budaya yang bukan hanya milik masyarakat Ponorogo akan tetapi sudah menjadi asset nasional bahkan Internasional.

SMP NEGERI PONOROGO MENYONGSONG ISO 9001 – 2008

SMP Negeri 1 Ponorogo adalah SMP yang tertua dan menjadi dambaan masyarakat Ponorogo. Sekolah yang menempati gedung peninggalan zaman Belanda ini telah banyak berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik pada tingkat Kabupaten, Propinsi, Nasional bahkan Internasional. Selanjutnya SMP Negeri 1 Ponorogo sejak tahun 2004/2005 juga telah ditunjuk sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN) dan berdasarkan hasil verifikasi, SMP Negeri 1 Ponorogo telah meningkat status menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional ( RSBI ).
Seiring dengan status sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) untuk mempersiapkan diri dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan menjamin mutu manajemen, pada tanggal 30 dan 31 Oktober 2009 SMP Negeri 1 Ponorogo mengadakan kegiatan Out House Training ISO 9001-2008 bertempat di Waduk Wonorejo Tulungagung, diikuti 51 peserta yang terdiri atas guru dan karyawan
Kegiatan ini mempunyai tujuan : 1. Membangun komitmen guru dan karyawan, 2. Membangun Team Work yang solid dan koordinasi yang baik, 3. Mengembangkan ketrampilan dan manajerial sesuai Quality Management System (QMS), 4. Meningkatkan “ Sence of Creativity “ dan penerapannya serta 5. We are ready for ISO : 9001 – 2008. Disamping itu kegiatan yang dibuka oleh Bapak Kepala Sekolah Drs. Parwoto, M.Si. berpusat pada peserta dengan prinsip “ Fun and Dynamic Learning “
Kegiatan yang dipandu oleh instruktur dari Yosenko Malang menyajikan materi indoor dan outdoor, diantaranya :
Indoor : Ice breaking, ceramah dan Tanya jawab, motivasi dan makna hidup serta kontemplasi, sedangkan
Outdoor : jembatan gantung, hanging track, crossing line, roda manusia, spyder web dan fun games.
Setelah mengikuti kegiatan Out House Training ini semua peserta mempunyai komitmen bersama dan paradigma baru menuju pembaharuan yang positif serta menerapkannya di lingkungan sekolah dan keluarga serta sanggup menyongsong dan melaksanakan ISO : 9001 – 2008

Selasa, 03 November 2009

TUGAS LAPANGAN IPS EKONOMI

Untuk menambah wawasanmu tentang lembaga keuangan :
1. Buatlah kelompok yang terdiri dari 5-7 orang, usahakan tiap kelompok ada yang berlainan jenis kelamin )
2. Berkunjunglah ke suatu lembaga keuangan ( Bank atau non bank )yang ada disekitar tempat tinggalmu, tanyakan beberapa hal :
a. Produk-produk yang disediakan oleh lembaga tersebut
b. tanyakan kepada penabung, apakah kegiatan lembaga tersebut menguntungkan masyarakat?
c. Tanyakan kepada penabung, apakah lembaga tersebut sudah peduli pada lingkungan ?
d. Tanyakan kepada penabung, apakah kegiatan lembaga tersebut bertentangan dengan ajaran agama ?
3. Carilah kurs mata uang asing di majalah atau koran
4. Buatlah laporan hasil kunjungan, laporan diserahkan seminggu setelah kegiatan
5. Diskusikan hasil kunjungan anda dengan teman sekelasmu

Minggu, 03 Mei 2009

MANUSIA PURBA

Ditemukan, Kerangka Manusia Purba 4000 Tahun di Tajikistan
1 April 2009

Inilah temuan mengenai fosil manusia purba. Penemuan unik arkeologi terjadi di kaki gunung dekat desa tua Tajikistan, Tudakavsh, di daerah Kulyab, di tenggara negara bekas kawasan Uni Sovyet tersebut.
Menurut media massa Tajikistan, seperti dikutip kantor berita Antara, sekelompok penduduk setempat menemukan kerangka atau fosil seorang pria purba yang terawat baik, ketika mereka sedang menggali tanah.
Para pakar mengatakan, kerangka tersebut paling tidak berumur 4000 tahun. Pria tersebut punya tinggi badan sekitar dua meter. Pada salah satu tulang jarinya terdapat sebuah cincin yang berbentuk luar biasa.
Rektor Universitas Kulyab, Karimdjon Kodiri, juga para mahasiswanya dari jurusan arkeologi masa depan, telah menyaksikan lokasi di mana kerangka itu ditemukan.
Setelah melakukan penggalian awal, mereka menemukan beberapa guci-guci tanah liat tak jauh dari tempat kerangka itu.
Setelah kerangka itu diteliti, posturnya seperti bertiarap tidak seperti biasanya orang-orang purba dikebumikan. Menurut para pakar, orang purba tersebut meninggal dalam perang.
Kepala departemen arkeologi pada Institut Sejarah. Arkeologi dan Etnografi Akademi Sains Nasional, Yusuf Yakubov, mengatakan kepada Itar-Tass bahwa dia tidak bisa menyimpulkan kerangka atau fosil manusia purba itu, kecuali penemuan artifak-artifak di dekatnya barangkali berada dari Zaman Perunggu, atau sekitar 2.500 tahun sebelum Masehi.
“Di kawasan Kulyab, di mana kami sejak lama mengadakan penggalian arkeologi menemukan beberapa artifak dan monumen dari Zaman Perunggu, termasuk tempat makam dan pemukiman,” kata pakar itu.
“Beberapa kerangka juga ditemukan, tetapi yang sebaik penemuan itu barangkali pertama kalinya terjadi,” ujarnya.
Yakubov mengatakan, suatu ekspedisi akan dikirimkan ke desa Tudakavsh untuk mempelajari situs di mana kerangka itu ditemukan, dengan penelitian lebih rinci.
Tajikistan dikenal mempunyai berbagai monumen arkeologi besar di di dunia, seperti pemukiman Pendzhikent, Takhti-Sangin, dan biara Budha Adjina-Tepa, dengan patung Budhanya dari lempung setinggi 14 meter, yang disebut Budha di Nirwana. Selanjutnya apalagi ya, yang akan di temukan?
Tags: arkeologi, artifak, fosil, kerangka

Senin, 27 April 2009

BUDAYA HINDU BUDHA INDONESIA

silakan download disini:
http://www.ziddu.com/download/4504279/PeninggalanSejarahBudhaHindu.doc.html

Minggu, 05 April 2009

HANUMAN DALAM RAMAYANA

Dalam kisah Ramayana, terdapat banyka kera hebat, seperti : Subali, Sugriwa, Anggada, Nala, dan Nila, tetapi tidak ada yang sehebat dan seterkenal Hanuman. Dia sangat termasyhur karena kekuatan, pengetahuan, kecepatan, dan kualitas lain yang besar sekali, baik dihati maupun di pikirannya. Dia diciptakan khusus oleh para dewa untuk menolong Rama dari perusakan yang dilakukan Ravana dan para raksasa. Dia putra dewa angin Pavana atau Marut dan karena itu juga dikenal sebagai Maruti. Dia mampu mengambil rupa sesuai kehendak hatinya, terbang bagai Garuda di langit, naik ke tebibg-tebing karang dan bergelantungan di pepohonan dan meremukkan lawan-lawan dengan kedua tangannya.
Hanuman artinya memiliki taring-taring yang besar. Dia adalah dewa yang populer di India dan kuil-kuilnya dapat dijumpai dimana-mana di India.Warna wajahnya merah, kulitnya berwarna emas, dan ekornya sangat panjang dan bertenaga. Rauangannya yang menggelegar mampu membuat para raksasa gemetar dan mencari perlindungan dalam pertempuran. Hanuman adalah lambang kasih yang tidak mementingkan diri sendiri, pelayanan, dan loyalitas terhadap tuannya Rama.
Hanuman sangat disayang Rama dan Sita serta menganggapnya sebagai putranya sendiri. Dia menyelesaikan banyak tugas sulit pada saat krisis berlangsung. Dia mengetahui di mana Sita dikurung oleh Ravana dengan cara melintasi lautan antara Alengka dan India. Saat dikepung para raksasa ia membakar seluruh Alengka dan lolos dengan selamat untuk kemudian mengabarkan Rama berita baik bahwa Sita telah ditemukan. Ia terbang ke Himalaya untuk mengambil jamu herbal Sanjeevani sebagai obat luka yang diderita Lakshmana. Setelah kematian dan kehancuran Ravana, Hanuman pula yang dikirim ke Alengka untuk menjemput Sita
Setelah menduduki Alengka dan penghancuran raksasa, Rama ingin memberi anugerah yang disukai Hanuman, namun, Hanuman hanya minta keabadian sehingga ia bisa hidup terus dan melayani Rama dan para pengikutnya selama manusia melantunkan puji-pujian untuk Rama dan Sita.

sumber : PUSTAKA ANAK CERDAS